Sejarah Desa Makmur
Desa Makmur didirikan pada tahun 1965 sebagai bagian dari program transmigrasi pemerintah. Nama "Makmur" dipilih untuk mencerminkan harapan dan cita-cita para pendiri desa agar wilayah ini berkembang menjadi tempat yang sejahtera dan penuh berkah bagi seluruh masyarakatnya.
Pada awal berdirinya, Desa Makmur hanya dihuni oleh 50 kepala keluarga yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka bergotong royong membuka lahan pertanian dan membangun infrastruktur dasar seperti jalan, sekolah, dan tempat ibadah. Dengan semangat kerja keras dan persatuan, desa ini perlahan berkembang menjadi salah satu desa yang paling maju di wilayahnya.
Hingga saat ini, Desa Makmur telah menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam hal pembangunan berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, dan pemberdayaan masyarakat yang efektif. Prestasi-prestasi yang diraih meliputi berbagai penghargaan tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Pendirian Desa
Desa Makmur resmi didirikan sebagai bagian dari program transmigrasi dengan 50 kepala keluarga pendiri.
Era Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan jalan utama, sekolah dasar, puskesmas pembantu, dan masjid sebagai fasilitas dasar masyarakat.
Pengembangan Pertanian
Introduksi teknologi pertanian modern dan diversifikasi tanaman yang meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Era Industrialisasi Kecil
Berkembangnya industri rumah tangga dan UMKM yang memperkuat perekonomian desa dan menciptakan lapangan kerja.
Transformasi Digital
Implementasi teknologi digital dalam pelayanan publik dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis teknologi.
Visi & Misi
Visi Desa Makmur
"Terwujudnya Desa Makmur sebagai Desa Wisata yang Sejahtera, Mandiri, dan Berkelanjutan berbasis Kearifan Lokal pada Tahun 2030"
Visi ini mencerminkan komitmen kami untuk mengembangkan desa sebagai destinasi wisata yang tidak hanya menarik secara ekonomi, tetapi juga melestarikan budaya dan lingkungan untuk generasi mendatang.
Misi Desa Makmur
- Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang berbasis teknologi digital dan berorientasi pada kepuasan masyarakat
- Mengembangkan potensi wisata alam dan budaya sebagai sumber pendapatan asli desa dan lapangan kerja masyarakat
- Memberdayakan ekonomi masyarakat melalui pengembangan UMKM dan koperasi yang berkelanjutan
- Melestarikan lingkungan hidup melalui program-program ramah lingkungan dan energi terbarukan
- Menguatkan tata kelola pemerintahan desa yang transparan, akuntabel, dan partisipatif
Letak Geografis dan Wilayah
Data Geografis
Batas Wilayah
Data Desa dalam Angka
Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Kepala Desa
Bapak Ahmad Sejahtera, S.H
Sekretaris Desa
Ibu Sari Makmur, S.AP
Kaur Tata Usaha & Umum
Bapak Budi Santoso
Kaur Keuangan
Ibu Dewi Lestari
Kaur Perencanaan
Bapak Joko Widodo
Kasi Pemerintahan
Bapak Rudi Hermawan
Kasi Kesejahteraan
Ibu Ani Rahayu
Kasi Pelayanan
Bapak Eko Prasetyo
Potensi dan Kekayaan Desa
Sektor Pertanian
Desa Makmur memiliki lahan pertanian seluas 320 Ha yang dimanfaatkan untuk tanaman padi, jagung, sayuran organik, dan buah-buahan tropis. Produktivitas padi mencapai 7,2 ton/Ha dengan sistem irigasi teknis.
Sektor Peternakan
Masyarakat mengembangkan peternakan sapi perah, kambing etawa, dan ayam kampung super. Terdapat 89 ekor sapi perah, 156 ekor kambing, dan berbagai unggas yang dikelola dengan teknologi modern.
Usaha Mikro Kecil Menengah
Berkembang 67 unit UMKM yang bergerak di bidang kuliner, kerajinan tangan, dan olahan hasil pertanian. Produk unggulan seperti kopi organik, keripik buah, dan batik tulis telah menembus pasar ekspor.
Wisata Alam
Desa Makmur memiliki objek wisata air terjun, kebun teh, dan agrowisata yang menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Pemandangan alam yang indah dan udara segar menjadi daya tarik utama.
Kerajinan Tradisional
Masyarakat melestarikan kerajinan tradisional seperti anyaman bambu, tenun ikat, dan ukiran kayu. Produk-produk ini tidak hanya untuk pasar lokal tetapi juga diekspor ke mancanegara.
Teknologi Hijau
Implementasi teknologi ramah lingkungan seperti biogas, panel surya, dan sistem daur ulang sampah. Desa ini menjadi percontohan dalam penerapan energi terbarukan di tingkat nasional.
Fasilitas dan Infrastruktur
Fasilitas Pendidikan
4 unit TK/PAUD, 3 unit SD/MI, 2 unit SMP, dan 1 unit SMK Pertanian. Tingkat partisipasi sekolah mencapai 99,5% dengan dukungan program beasiswa penuh untuk siswa berprestasi.
Fasilitas Kesehatan
1 unit Puskesmas, 3 unit Posyandu, dan 8 unit Polindes. Pelayanan kesehatan didukung oleh 5 bidan desa, 2 perawat, dan 15 kader kesehatan terlatih.
Infrastruktur Jalan
95% jalan desa telah beraspal dengan kondisi sangat baik. Terdapat 18 km jalan utama dan 25 km jalan lingkungan yang menghubungkan seluruh dusun dengan akses mudah.
Sarana Air Bersih
100% rumah tangga telah memiliki akses air bersih melalui 20 unit sumur artesis, 12 unit mata air, dan jaringan perpipaan sepanjang 35 km dengan kualitas air yang terjamin.
Tempat Ibadah
12 unit masjid, 20 unit mushola, 3 unit gereja, dan 1 unit pura yang tersebar di seluruh wilayah desa melayani kebutuhan spiritual masyarakat multikultural.
Fasilitas Olahraga
3 lapangan sepak bola, 6 lapangan voli, 4 lapangan badminton, 1 gelanggang olahraga, dan 2 gedung serba guna untuk berbagai kegiatan olahraga dan seni.
Data Demografi Penduduk
Berdasarkan Usia
Berdasarkan Pendidikan
Mata Pencaharian Penduduk
Pertanian (42%)
1.363 orang bekerja sebagai petani dan buruh tani, mengolah lahan pertanian seluas 320 Ha untuk tanaman padi, jagung, sayuran organik, dan buah-buahan.
Perdagangan (20%)
649 orang bekerja di sektor perdagangan, mulai dari pedagang kecil, toko kelontong, hingga usaha distribusi hasil pertanian dan kerajinan ke pasar nasional.
Industri dan Jasa (18%)
584 orang bekerja di sektor industri kecil, jasa transportasi, pariwisata, dan berbagai usaha kreatif yang berkembang pesat di desa.
PNS/TNI/Polri (10%)
325 orang bekerja sebagai pegawai negeri sipil, TNI, dan Polri yang tersebar di berbagai instansi pemerintahan dan swasta.
Peternakan (6%)
195 orang menggeluti usaha peternakan sapi perah, kambing etawa, ayam kampung, dan budidaya ikan sebagai mata pencaharian utama.
Lainnya (4%)
129 orang bekerja di sektor lain seperti pensiunan yang berwirausaha, freelancer, dan profesi lainnya yang mendukung ekonomi desa.